Rabu, 22 Februari 2017

Sweetest Weakness

Aku sebelumnya pernah mencintai. Begitu dalam. Meski tak berakhir bahagia.

Yah, begitulah. Tak perlu ada yang harus aku sesali. 

Mengacu pada keyakinan bahwa tak ada yang namanya kebetulan di Dunia ini, Berarti semua adalah kehendak Sang Maha Baik. Sang penulis Skenario terbaik.

Tetapi sebagai mahluk lemah tetapi sering merasa tinggi, pengalaman itu tanpa sadar membuatku membentengi diri. Menjadi begitu pemilih, meski tahu persis kesempurnaan hanyalah milik Yang Maha Abadi.



Hingga akhirnya aku bertemu dia. 

Pemilik senyum yang begitu ceria. Tanpa sadar membuatku jatuh hati, terpesona chemistry yang mungkin hanya milikku sendiri.

Sesungguhnya aku adalah seorang yang sangat membenci kelemahan. Dan percayalah, sekian tahun aku mengasah dan menempa diri, untuk menjadikan diri tanpa kelemahan sama sekali.

Namun takdir hakiki sebagai mahluk untuk mencintai, tak kuasa untuk dilawan diri.

Untukmu sang Pencuri, yang membuatku rela menjatuhkan hati. Dengarlah ini

Tanpa paksaan sama sekali kukatakan ini.

Aku bukannya tak menyadari. Bahwa membuka hati untuk mencintai, berati sekali lagi membuka kelemahan diri.

Tak apa, aku siap untuk kau luka(cinta)i. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar