Selasa, 24 Maret 2015

ITULAH........

Entah sejak kapan kita memulainya.

Berbagi kisah, sembari menertawakan bagaimana hidup selalu menghempaskan kita. Tentang masa lalu yang memberi banyak pelajaran hidup, dan memaksa untuk mengambil hikmah dari setiap jatuh.

Menertawakan keputusan-keputusan yang berakhir kelam, yang membuat kita merasa bodoh setiap kali mengingatnya. Walaupun tentu saja, ada air mata setiap kisah itu berakhir katamu.

Hei.. begitu banyak kesamaan dalam kisah masa lalu kita.


Mungkin lebih mengesankan, saat dua insan yang saling merindukan. Pada saat yang bersamaan sedang memandang bulan ataupun bintang, di langit yang sama.

Jauh lebih indah mungkin, ketika dua hati yang terpisah sedang memandang terbenamnya matahari di dua tempat yang berbeda.

Tetapi memandang rumput dari jenis yang sama, meski tentu saja di dua tempat yang jaraknya sangat jauh, cukuplah membuatku terkesan. Saat kita berdua, entah dengan cara bagaimana saling memamerkan foto yang kita ambil pada saat yang mungkin juga bersamaan dengan objek yang sama.

There’s no coinsidence, everything happen for a reason.

Sebuah kebetulan yang tak mungkin. Itu yang aku yakini.

Kau tahu... aku berpikir mungkin kita berdua akan begitu hebat jika menjadi sepasang kekasih. Sebuah kemungkinan yang tentu saja tak akan aku paksakan. Karena lihatlah kita, saling berkisah tentang orang yang pernah menyakiti kita. Orang yang sempurna yang sepertinya tak mungkin lagi kita miliki.

Entah hidup akan membawa kita ke arah mana. Saling bersimpangan ataupun beriringan, aku juga tak tahu. Bagiku, cukuplah saat ini berbagi kisah denganmu. Dan menikmati kesamaan-kesamaan yang bukan suatu kebetulan,yang kita lalui di tempat yang terpisah.

Itulah..... J









DINGIN

Malam ini udara terasa dingin. Lebih dingin dari pada biasa.

Kau tahu, belakangan jika aku mulai mengingat-ingat, rasanya kita semakin jauh. Ada bagian dari dirimu, yang berhasil membuat aku terkejut. Sedihnya, itu bukanlah sisi dirimu yang menyenangkan.

Tapi mungkin ada bagian dari diriku yang juga tak menyenangkan bagimu, hanya kamu tak pernah coba mengungkapkannya. Kau pendam sendiri, hingga di titik jenuh yang memaksa sisi lain dari dirimu keluar.

Entahlah. Walaupun rasanya tidak mungkin, tapi itulah kenyataan yang kita hadapi saat ini. Sebuah kenyataan yang susah payah coba kita lewati. realita yang sempat membuat kita berdua sama-sama terjatuh. Meskipun tentu saja tak akan pernah cukup untuk membuat kita tak bangkit, untuk berjuang lagi.

Mungkin sesudah ini, akan banyak lagi kesalah pahaman  yang akan kita lalui. Yang akan membuat kita bertengkar lagi. Terjebak dalam perang dingin yang tak menyenangkan. keadaan yang membuat tak nyaman, untuk sekedar melalui hari.

Tapi kau tahu, katanya adalah sebuah hal yang mustahil jika orang yang saling mencintai tak pernah bertengkar. Tetapi tentu saja, hanya yang benar-benar memiliki getaran yang sama dalam hati, yang bisa mengakhiri saat-saat seperti itu dengan tetap saling bergenggaman tangan.

Malam ini aku merenungkan semua yang terjadi. Dan berharap kelak, seseorang yang akan mendampingiku, yang akan menemaniku berbagi cerita tentang bulan, bintang, matahari, embun, laut, pasir, langit dan hujan adalah seseorang yang memiliki getaran yang sama. Yang tak akan meninggalkan saat perbedaan datang. Yang akan saling menguatkan disaat-saat rapuh. Yang tak pernah berhenti untuk percaya, saat dunia seolah berkonspirasi untuk menggagalkan. Seseorang yang meyakini dan memenangkan cinta, saat perbedaan coba menghadang.


Malam ini begitu dingin. Ataupun mungkin lebih disebabkan karena aku merindukan seseorang seperti itu?

entahlah.

Selasa, 10 Maret 2015

AKHIRNYA

Pada akhirnya aku menyerah. Yah... benar aku menyerah.

Bukan..... Bukan menyerah untuk mencari cinta. Bukan juga menyerah memperjuangkan dan mencarimu, siapapun engkau jodohku kelak. Aku masih memperjuangkanmu, memperjuangkan mimpiku. Memperjuangkan kisah hidupku, agar berakhir dengan bahagia. Agar kelak ketika di masa depan, aku melihat jejak hidupku tak ada penyesalan yang  datang menghampiri.

Bukankah pernah aku katakan jauh sebelumnya, bahwa aku tak sehebat yang terlihat dari luar? 

Bukankah sudah aku katakan sebenarnya, seperti apa diri ini sesungguhnya?

Dan benar adanya, aku pernah bermimpi untuk menemukan seorang pendamping hidup, yang menerima apa adanya diriku saat ini. Yang akan bersama-sama membangun kesuksesan, yang akan bersabar menemaniku, hingga akhirnya semua impian ini tercapai. Yang akan menguatkan, pada saat-saat terapuhku.  Yang meyakinkan bahwa aku pasti bisa, disaat mimpi itu terasa mulai menjauh.

Tetapi pada akhirnya aku harus menyerah. Bukan menyerah pada mimpi-mimpiku. Bukan menyerah dan berhenti berusaha menggapai impianku. Bukan. Tapi aku menyerah menemukan seseorang seperti itu. Pada akhirnya aku menyadari, menemukan seseorang seperti itu, menjalani kisah seperti itu, hanyalah sebuah angan. Hal itu hanyalah kisah yang begitu manis disodorkan oleh dongeng-dongeng, hikayat-hikayat, legenda-legenda pengantar tidur.




Akhirnya aku tersadar, lelaki pengejar impian sepertiku memang akan berhadapan dengan hal-hal yang mematahkan semangat. Dengan cinta yang datang karena kekaguman sesaat, dan segera berlalu saat tahu, bahwa aku masih jauh dengan impianku. prestasi akan menghasilkan prestise. Bahwa aku harus menjadi sesuatu. Menjadi seseorang yang sukses. Lelaki  yang telah berhasil menggapai impiannya. Maka cinta itu akan datang dengan sendirinya, tanpa aku harus meminta.

Tak apalah ketika saat itu tiba, akan datang kembali seseorang yang pernah menyakitiku. Seseorang yang pernah berpaling dariku. Seseorang yang pernah menghancurkanku. Siapapun itu, jika ia memang ditakdirkan mendampingiku hingga akhir menutup mata, akan kuterima. Siapapun dia yang memiliki getaran dan cinta yang sama denganku. Ku maafkan dengan lapang dada. Meski mungkin aku tak akan pernah menyanyikan lagu “Anji – Hingga hari tua”, ataupun lagu milik almarhum “Crisye – Untukku”. Karena ada lirik yang terkhianati disitu.


Saat ini aku masih berjuang dengan impianku, dan tak akan membiarkan siapapun, apapun menyurutkan langkahku. Mimpi itu akan kutaklukkan. Impian itu akan ku gapai. Aku masih seorang lelaki yang pantang menyerah. Masih seorang lelaki dengan semangat yang sama. Masih seorang lelaki dengan tekad baja. Meski dengan pemahaman cinta yang sedikit berbeda.