Aku sebelumnya pernah
mencintai. Begitu dalam. Meski tak berakhir bahagia.
Yah, begitulah. Tak perlu
ada yang harus aku sesali.
Mengacu pada keyakinan
bahwa tak ada yang namanya kebetulan di Dunia ini, Berarti semua adalah
kehendak Sang Maha Baik. Sang penulis Skenario terbaik.
Tetapi sebagai mahluk lemah
tetapi sering merasa tinggi, pengalaman itu tanpa sadar membuatku membentengi
diri. Menjadi begitu pemilih, meski tahu persis kesempurnaan hanyalah milik
Yang Maha Abadi.
Hingga akhirnya aku bertemu
dia.
Pemilik senyum yang begitu
ceria. Tanpa sadar membuatku jatuh hati, terpesona chemistry yang mungkin hanya
milikku sendiri.
Sesungguhnya aku adalah
seorang yang sangat membenci kelemahan. Dan percayalah, sekian tahun aku
mengasah dan menempa diri, untuk menjadikan diri tanpa kelemahan sama sekali.
Namun takdir hakiki sebagai
mahluk untuk mencintai, tak kuasa untuk dilawan diri.
Untukmu sang Pencuri,
yang membuatku rela menjatuhkan hati. Dengarlah ini
Tanpa paksaan sama sekali
kukatakan ini.
Aku bukannya tak menyadari.
Bahwa membuka hati untuk mencintai, berati sekali lagi membuka kelemahan diri.
Tak apa, aku siap untuk kau
luka(cinta)i.