Ini bukan
tentang hujan, meskipun aku sangat menyukai hujan. Meski hujan selalu mampu
membuatku bergegas memanjatkan doa-doa baik seiring tetesan-tetesannya
menghilangkan dahaga sang bumi. Meskipun hujan juga selalu membawa jutaan
keceriaan di hati ini.
Ini bukan
tentang pelangi, meskipun aku sangat mengagumi pelangi. Meski pelangi selalu mampu
menginspirasi jutaan kisah tentang impian, tentang mimpi-mimpi yang tergapai.
Tentang senyuman yang akhirnya tiba setelah melalui badai yang menghadang.
Ini bukan
tentang senja, meskipun aku sangat menikmati senja. Meski senja selalu mampu
mendamaikan hati ini. Mampu membuatku betah menyaksikan hingga semburat merah keemasan
menghilang menyambut sang malam.
Ini bukan
tentang malam, meskipun aku sangat menantikan malam. Meski malam selalu mampu
menutup hari dengan sempurna, membuatku merenungi apa saja yang terjadi hari
ini dan langkah apa yang harus di ambil saat esok tiba.
Ini bukan
tentang Laut, meskipun aku sangat merindukan laut. Meski menyusuri tepiannya
begitu menyejukkan. Meskipun menyelami biru kedalamannya begitu menggembirakan.
Meski mengarunginya tentu saja membuatku merasa hidup.
Tidak, ini
bukan tentang semua itu.
Ini
tentangmu, calon bidadari keduaku. Tentangmu yang kelak akan datang mendampingi
diri ini. Tentangmu yang merupakan perwujudan tertinggi maha karya sang Maha
Kuasa. Tentangmu yang akan mampu merangkum semua hal yang aku cintai dalam
hatimu. Tentangmu yang akan menyempurnakan semua hal yang aku senangi dengan
kehadiranmu. Tentang kita yang kelak bergenggaman tangan mengarungi sisa usia
dengan segala warna yang menyertainya.
Hujan akan
semakin menceriakan, pelangi akan semakin mengagumkan, senja akan semakin
mendamaikan, malam akan semakin aku nantikan, laut akan semakin aku rindukan.
Tentu saja ada kehadiranmu disana.
Ya, aku
menunggu saat itu tiba.