Sabtu, 22 Juni 2013

A BEAUTIFUL JUNE AFTERNOON

Suatu senja di bulan juni. Matahari masih setia memancarkan sinarnya, meski pun tak semenyengat siang tadi pastinya. Kota kecil ini tetap saja masih sama di mataku. Suasana sorenya sampai saat ini tetap setia menyuguhkan tawa canda, riang gembira, suka duka di setiap sudut-sudutnya. Ah, Kota ini memang selalu bisa membuatku merasakan rindu yang teramat sangat, ketika terlalu lama aku meninggalkannya.

Dan sekian waktu pun berlalu. Telah cukup lama sejak saat itu. Kau tahu, rasa itu masih saja ada. Tetap sama, tak ada yang berubah sedikit pun. Tetapi mungkin yang berbeda hanyalah rasa sakit yang tak lagi menyesakkan nafas seperti dulu. Kini aku lebih bisa menikmati saat-saat tanpa kehadiranmu di sampingku. Aku kini bisa tertawa dengan sebenar-benarnya bahagia dari lubuk hatiku, lebih bisa menikmati hidup dengan duniaku yang mungkin sekian lama ini ku abaikan karena terlalu memperhatikanmu.

Orang bijak selalu berkata “selama kita tetap bertahan, Tak peduli seperih dan sesakit apapun itu, waktu akan menyembuhkan segalanya”.

Dan akhirnya aku menyadari bahwa benar adanya perkataan mereka. Ternyata langit masih saja tetap biru, laut tetap saja bisa menghadirkan pesona-pesona yang memukau, pagi masih saja menyegarkan, kota ini tetap menghadirkan kerinduan yang sama di luar dirimu. Dan jutaan pesona yang dihadirkan Ilahi di dunia ini tetap saja sama meski dirimu tak lagi berada di sisiku.

Pernah ada juga orang bijak yang berkata, bahwa yang maha kuasa mempertemukan kita dengan seseorang pasti memiliki maksud tertentu. Entah untuk mendampingi kita, sekedar memberi sedikit pemahaman atau apalah itu. Yang jelas itu sedikit banyak membantuku untuk lebih bisa memaknai arti dari semua kejadian ini.

Mungkin takdir mempertemukan kita dengan maksud untuk saling menopang disaat kita berdua rapuh. Ya, kita berdua. Karena saat aku di sisimu di masa-masa sulit itu, sesungguhnya aku pun sedang menolong diriku sendiri. Membantu menyemangatimu saat itu sesungguhnya aku pun sedang menyemangati diriku sendiri. Benar pada saat aku di sampingmu melewati masa sulitmu, aku pun sedang menghadapi masalahku sendiri. Melihatmu pada akhirnya bisa melewati semuanya membantu keyakinanku bahwa aku pun bisa menghadapi semua masalahku sendiri. Membuatku makin percaya pada keajaiban usaha dan doa.



Dan mungkin memang benar, bahwa kita adalah sepasang manusia yang tak pernah lelah untuk saling mendoakan kebaikan dan kebahagiaan satu sama lain. Dua insan yang selalu saling merindukan saat berjauhan, tetapi tak lagi memaksakan untuk bisa bersama. Mungkin rasa di hatimu masih tetap sama atau pun telah berubah, aku tak pernah mengetahuinya secara pasti. Satu hal yang pasti, melihatmu yang telah mencoba membuka diri untuk cinta yang baru, menyadari dirimu ternyata lebih bahagia menikmati hidup ini tanpaku di sisimu, turut menyadarkanku bahwa aku pun bisa bahagia tanpamu di sisiku. Tetapi sekali lagi yang terpenting adalah melihatmu bahagia, bukankah selalu ku katakan bahwa cinta adalah tentang kamu bukan aku. Meski pun aku sepenuhnya menyadari bahwa kebahagiaanku sendiri sama pentingnya dan bukanlah sesuatu yang bisa ku abaikan, tentu saja.

Mungkin secara perlahan aku pun bisa membuka diri untuk cinta yang baru. Tak akan memaksakan, tetapi akan ku biarkan perlahan ia datang. Sebuah cinta sejati yang  bisa meyakinkan bahwa aku bisa menggapai semua mimpi-mimpiku, yang bisa saling menopang di saat terapuhku, yang tak saling meninggalkan ketika masalah menghadang, yang bisa menerima segala kekurangan seperti ia menerima segala kelebihanku, yang tetap percaya saat kegagalan demi kegagalan menghadang, tetap saling bergenggaman tangan hingga tiba waktunya "perih" itu akhirnya lelah untuk mencoba datang lagi.

Tetapi kau pun tahu bahwa masa depan adalah sebuah misteri kan?!

Everything gonna be ok at the end. If it’s not ok, it’s not the end. We all have the rights to choose our own future. We don’t need to know what’s coming tomorrow, so we can live today to the fullest. Segala hal masih mungkin terjadi. Cinta sejati itu mungkin saja pada akhirnya menampakkan dirinya. Dalam wujud kamu, atau pun bisa siapa saja. Who knows isn’t it???


Ah, it’s truly beautiful june afternoon. :)

Minggu, 16 Juni 2013

Titip Rindu Buat Papa 2

Sore di pertengahan bulan juni. Hujan baru saja mampir,  berbaik hati untuk sedikit meredam teriknya mentari yang seharian tak lelah menyinari sejak pagi tadi. Hampir 5 tahun telah berlalu sejak kehilangan besar itu, saat-saat hidup terasa begitu berat untuk di jalani. Saat-saat terasa begitu sesak bahkan untuk sekedar menghela napas. Tetapi begitulah hidup berjalan adanya. Terkadang hidup begitu kejam memberikan pelajaran kepada kita, tetapi hidup pun tak jarang menyodorkan rasa semanis madu.  

Dan begitulah kepedihan itu berlalu seiring dengan waktu yang berjalan. Tetapi tetap saja waktu takkan mampu menghapus kerinduan saat-saat dirimu masih disini. Saat-saat tawa ceriamu masih senantiasa terdengar, beriringan dengan tawa-tawa polos anak-anak didikmu. Saat suaramu setia membangunkan aku untuk tak melewatkan waktu subuh. Saat-saat tangan kekarmu selalu memegang kepalaku ketika aku melakukan sesuatu yang membanggakanmu.

Ah,senja di tanggal 16 juni sekali lagi membawa ingatanku akan kenangan tentangmu. Rindu ini tak akan pernah pudar seiring dengan teladan-teladanmu yang masih ku jadikan pegangan untuk mengarungi sisa hidup di dunia ini. Thanks for all Dad, how i miss you and i miss your love.





ALLAH-ku sayang, sekali lagi aku memanjatkan doa untuk Papa, titipkan juga rindu ini buat Papa. Sayangilah dia selalu, tempatkan dia bersama orang-orang yang kau muliakan di sisi-MU. AAMIIN... :’)

Selasa, 12 Maret 2013

MASK


Ada saat-saat seperti saat ini yang setia selalu menghampiri. Saat-saat ketika bayangmu seenaknya saja datang tanpa permisi bersama jutaan rindu yang masih saja ada tersimpan untukmu entah sampai kapan. Kisah kita telah berkembang menjadi begitu rumitnya, menjadi tak terkendali, berputar kencang dan begitu sulit di ikuti alurnya. Tapi mungkin juga karena sifat ke-aku-an di diri kita berdua masing-masing yang sesungguhnya membuat segalanya jadi rumit.

Aku lebih menyukai pendapat kedua...

Waktu yang berjalan telah membuat kita berada di jalan yang berbeda. Atau mungkin sesungguhnya masih berada di jalan yang sama. Mungkin juga masih berjalan beriringan, tetapi telah ada jarak yang tercipta di antara kita. Tidak jauh, mungkin hanya beberapa sentimeter. Hanya terhalang pembatas bernama ego, mungkin juga gengsi.

Aku lebih menyukai pendapat kedua.....

Ada seorang sahabat yang bertanya tentang kita, menanyakan apakah aku telah berhenti sampai di sini. Aku menjawabnya dengan senyuman, di balas dengan ucapannya  yang memerahkan telinga “cemen amat Gan, gak seperti biasanya”. Tetapi aku memilih untuk tidak menjawabnya. Bukan karena menyerah, bukan karena berhenti. Tetapi saat ini aku lelah untuk bercerita pada siapa saja tentang ini, manusia siapa saja tanpa terkecuali. Bukan karena tak percaya, aku yakin seyakin-yakinnya sahabat yang satu ini akan selalu setia mendukungku, bahkan pada saat dia juga tak memiliki solusi untuk masalah yang ku hadapi.

Tapi kamu telah meminta ku untuk menjauh dari hidupmu sebagai bukti kalau aku menyayangimu dengan sungguh, dan aku harus menepati apa yang pernah ku ucapkan sebagai syarat atas permintaan terakhir saat kita berkomunikasi meskipun dalam keadaan yang canggung. Walaupun sampai saat ini aku tak tahu apakah permintaanku kau turuti atau tidak, entah kenapa aku selalu percaya bahwa kamu telah meluluskannya. Dan aku berterima kasih untuk itu. Meski sejak saat itu kamu tak pernah memintaku untuk sekedar menjadi sahabat, bahkan untuk sekedar menanyakan kabar. 

mungkin ini adalah perasaanmu yang sesungguhnya saat ini, atau bisa jadi kita berdua telah sama-sama berhasil dan terlalu mendalami peran sesuai  topeng yang kita kenakan.

Aku lebih menyukai pendapat kedua......






Mungkin juga karena semua sifat ke-aku-an dan ego besar mu atau pun memang kamu telah membenciku. 
Entahlah aku tak pernah tahu. Hanya bisa menduga-duga.

Tapi untuk kali ini aku lebih menyukai -dan berdoa semoga-  pendapat yang pertama....... J



Jumat, 01 Februari 2013

I WON'T GIVE UP ON US


Dalam hidup bukanlah hal yang sulit untuk menemukan seseorang yang bisa di ajak tertawa bersama, bergembira bersama, atau berbagi hal-hal yang menyenangkan bersama-sama. Lebih mudah dan mungkin jauh lebih menyenangkan menceritakan soal cerita masa kecil yang lucu dan begitu lepas jauh dari segala masalah dan beban hidup seperti saat ini bersama seseorang sambil berbagi langit, matahari, laut, hujan, bintang, bulan, embun dalam keriaan canda tawa yang menyenangkan.

Tetapi akan jauh lebih menyenangkan mungkin, ketika ada seseorang yang akan selalu menyadarkan, bahwa langit, matahari, laut, hujan, bintang, bulan, embun akan selalu tetap sama indahnya ketika kita terlupa karena beban hidup yang memaksa merampas kebahagiaan kita.

Menemukan seseorang yang kita tahu tak peduli apapun yang terjadi , seburuk apapun masalah yang di hadapi, tak pernah lelah dan tak pernah berhenti menunjukkan kepada kita bahwa dalam kegelapan sepekat apapun jangan pernah lelah mencari cahaya. Bahwa ketika pandangan kita tak mampu menemukan cahaya, maka tak peduli sesakit apa kita kan tertatih dan tercabik, dia kan selalu mengingatkan bahwa Yang Maha Kuasa memberikan kita kemampuan untuk membuat cahaya selama kita tak pernah menyerah dan berputus asa.



Seseorang yang mungkin hanya mengawasi dari jauh saat kebahagiaan menyelimuti hidup kita, namun selalu ada di saat-saat terapuh dalam hidup kita. Tak peduli kenyataan bahwa dia sering terlupakan di saat-saat bahagia kita. Kenyataan bahwa kita lebih sering mencarinya ketika bersedih dan berputus asa. Kenyataan bahwa dia merasa sedih ketika kita bersedih, bahagia saat kita bahagia meskipun penyebab kebahagiaan kita mungkin menyakitkan baginya dan kita tak pernah sekali pun peduli soal itu.

Yah, mungkin akan sangat menyenangkan menemukan seseorang seperti itu. Tak peduli sesakit apa kenyataan yang ia hadapi, sesakit apa kepahitan yang ia tahu mungkin kan menanti-nya karena mengharapkan kita sebagai masa depannya, seseorang yang tak akan lelah mendoakan kebahagiaan kita, mendoakan yang terbaik untuk kita meski kita tak akan pernah peduli.

Seseorang yang hanya akan berhenti saat ia tahu hari bahagia kita akan segera menghampiri, namun sampai saat itu tiba akan selalu berusaha dan berharap sembari berkata “I won’t give up on Us”.