Senin, 20 Oktober 2014

IMPIAN

Ada saat-saat dimana hidup terasa sangat sulit, saat semua terasa begitu gelap.

 Ada pada suatu ketika rasanya semua harapan menghilang entah kemana, menyisakan jutaan tanya akan keberadaan cahaya.

Ada masanya dimana air mata begitu sering tercurah, di saat semua daya dan upaya terasa begitu sia-sia.

Begitulah hidup berjalan adanya. Terkadang begitu mudah membuat kita terbuai, sebelum dengan begitu kejamnya menghempaskan kita begitu keras.

Tetapi bukankah ada hal dalam hidup yang memang pantas untuk di perjuangkan?!

Kamu tersenyum saat ini, sambil memandangi butiran-butiran pasir dan hempasan ombak dikakimu. Begitu bahagia, begitu ceria hingga rasanya panas yang begitu terik ini menjadi teduh. Lihatlah apa yang selama ini kamu takutkan, hal-hal yang kamu cemaskan telah berubah menjadi kisah. Kisah yang akan membuatmu tersenyum bahkan tertawa seorang diri saat mengingat setiap detilnya. Sebuah kisah yang begitu berharga dan pantas untuk dikenang. Yang mengajarkan kekuatan dan kelebihan dirimu, memberi pemahaman untuk semakin mengenal diri sendiri.



Tetapi kamu harus tahu, meskipun tertutup dengan rasa tidak percaya dirimu yang terkadang berlebihan, sebelum kamu menyadarinya aku selalu percaya bahwa kamu mampu melakukannya. Jauh sebelum kamu sadari, aku tak pernah kehilangan keyakinan akan kemampuanmu, bahwa kelak kamu akan bisa mewujudkan segala impianmu. Meskipun seringkali aku harus membuatmu merasa tersinggung agar kamu mengeluarkan kemampuanmu yang sesungguhnya. Yah, itu sengaja :p

Sekarang kita kembali berbincang-bincang tentang hidup. Tentang impian apa yang cukup berharga untuk dikejar selanjutnya. Sambil sesekali kamu menyemangatiku saat aku merasa impianku masih jauh dari genggaman. Dan sesekali protes bahwa saking banyaknya ide dari kepalaku membuat aku tak bisa fokus yang mana yang akan harus diwujudkan lebih dahulu.

Sekali lagi kita berbagi cerita tentang matahari, laut, bintang, bulan dan embun. Dan kamu tetap saja mampu memberikan semangat dengan kekagumanmu akan semangatku yang katamu tak pernah pudar. Kepercayaan yang selalu membuatku tak bisa berkata apa-apalagi, meski sesungguhnya rasa putus asa itupun tak jarang menyerangku. Mungkin kita berdua memang terlahir untuk saling mempercayai, saling menguatkan disaat yang satunya rapuh.

Sekali lagi selamat atas langkah besar yang kesekian dalam hidupmu, pintaku tetaplah menjadi seorang manusia yang memiliki impian besar dalam hidupmu. Dan ingat, sebagaimana kengototan dari rasa pesimis dan putus asa yang tak pernah lelah menyerang, berikan perlawanan sepuluh kali lipat dari itu. Ingatlah Yang Maha Baik  akan memberikan penghargaan yang pantas kepada setiap insan manusia yang selalu berusaha dan menolak untuk menyerah. Yah, That’s life !


Jadi impian apa lagi yang akan kamu kejar selanjutnya? 

Rabu, 11 Juni 2014

PENANTIAN

Ini bukan tentang hujan, meskipun aku sangat menyukai hujan. Meski hujan selalu mampu membuatku bergegas memanjatkan doa-doa baik seiring tetesan-tetesannya menghilangkan dahaga sang bumi. Meskipun hujan juga selalu membawa jutaan keceriaan di hati ini.

Ini bukan tentang pelangi, meskipun aku sangat mengagumi pelangi. Meski pelangi selalu mampu menginspirasi jutaan kisah tentang impian, tentang mimpi-mimpi yang tergapai. Tentang senyuman yang akhirnya tiba setelah melalui badai yang menghadang.

Ini bukan tentang senja, meskipun aku sangat menikmati senja. Meski senja selalu mampu mendamaikan hati ini. Mampu membuatku betah menyaksikan hingga semburat merah keemasan  menghilang menyambut sang malam.

Ini bukan tentang malam, meskipun aku sangat menantikan malam. Meski malam selalu mampu menutup hari dengan sempurna, membuatku merenungi apa saja yang terjadi hari ini dan langkah apa yang harus di ambil saat esok tiba.

Ini bukan tentang Laut, meskipun aku sangat merindukan laut. Meski menyusuri tepiannya begitu menyejukkan. Meskipun menyelami biru kedalamannya begitu menggembirakan. Meski mengarunginya tentu saja membuatku merasa hidup.



Tidak, ini bukan tentang semua itu.

Ini tentangmu, calon bidadari keduaku. Tentangmu yang kelak akan datang mendampingi diri ini. Tentangmu yang merupakan perwujudan tertinggi maha karya sang Maha Kuasa. Tentangmu yang akan mampu merangkum semua hal yang aku cintai dalam hatimu. Tentangmu yang akan menyempurnakan semua hal yang aku senangi dengan kehadiranmu. Tentang kita yang kelak bergenggaman tangan mengarungi sisa usia dengan segala warna yang menyertainya.

Hujan akan semakin menceriakan, pelangi akan semakin mengagumkan, senja akan semakin mendamaikan, malam akan semakin aku nantikan, laut akan semakin aku rindukan. Tentu saja ada kehadiranmu disana.


Ya, aku menunggu saat itu tiba.

Jumat, 02 Mei 2014

A PLACE CALLED HOME

Langit begitu cerah. Ceria, lebih tepatnya menurut kamu. Gadis kecil itu bermain tertawa riang dengan teman-teman sebayanya. Memainkan bermacam-macam permainan sederhana yang mungkin tak terlintas dipikiran oleh anak-anak seusianya di jaman sekarang ini yang makin menggandrungi permainan modern yang tak harus menuntut mereka untuk bersosialisasi dengan teman-teman  sebayanya di luar. Tawa renyah mereka menghiasi indahnya siang menjelang sore saat sinar matahari mulai mencoba ramah pada penghuni bumi.

Tiba-tiba gadis kecil itu teringat sesuatu, bergegas dia meninggalkan teman-teman sepermainannya. Berlari-lari kecil menuju rumah kecil sederhana tempat dimana jutaan cinta dan kasih sayang senantiasa setia mengelilinginya. Disana telah menunggu sesosok perempuan bersahaja yang disebut dengan manja  oleh gadis kecil itu dengan panggilan ‘Ummi’, telah menyiapkan kue-kue untuk dijual untuk sekedar mencari tambahan rizki yang halal yang telah dijanjikan oleh Yang Maha Kuasa  untuk setiap hambanya yang tak lelah untuk terus berusaha.  

Setelah mengucapkan salam gadis kecil itu pun berlalu, bergegas menjajakan kue-kue buatan sang ummi. Di depan rumah teman-teman sepermainannya telah menanti, rupa-rupanya bocah-bocah inipun telah mengerti arti setia kawan dan memilih meninggalkan aktivitas bermain mereka tadi. Mereka mengiringi langkah sang gadis kecil menyusuri jalan yang tak beraspal menuju pesisir pantai. Sesekali mereka bercanda, berbagi cerita ataupun sekedar mengomentari apa saja yang menarik di mata anak kecil yang pemikirannya penuh  dengan fantasi.

Silih berganti orang-orang memanggil sang gadis kecil untuk membeli kue lezat buatan Ummi. Hingga semuanya telah laku terjual dan gadis kecil beserta teman-temannya pun pulang kembali ke rumah. Masih rumah yang sama yang penuh cinta dan dikelilingi jutaan kasih sayang. Gadis kecil mempercepat langkahnya karena ia tahu, kali ini tak hanya ummi yang menungunya dirumah, Abah pun pasti telah pulang dari mencari nafkah. Tak sabar ia ingin segera memeluk keduanya.

Sekian tahunpun berlalu. Gadis kecil itu kini telah tumbuh dewasa, begitu cantik, begitu memukau dan mempesona dengan kebersahajaannya. Tempaan hidup telah membuatnya tak lelah untuk selalu mencoba mengerti dan memahami isyarat Yang Maha Kuasa disetiap laku yang terjadi dalam sisi kehidupannya.


Langit begitu cerah. Ah...Ceria, lebih tepatnya menurut kamu. Layaknya senyum yang merekah dari bibirmu. Sore ini kita berjalan beriringan menyusuri jalanan beraspal yang masih menyisakan panas karena teriknya sang mentari siang tadi.Langit biru dihiasi gumpalan-gumpalan awan yang membentuk menyerupai bayangan imajiner tergantung siapa yang melihat dan mempersepsikannya. Dan kaupun selesai berkisah, kisah tentang sang gadis kecil. Yang tumbuh dewasa dengan kehidupan yang sederhana, namun rumah yang penuh cinta dan kasih sayang itu akan selalu mampu membuatmu bersyukur. 

Setulusnya dalam hatiku memanjatkan doa, semoga kita mampu, berdua dengan seizin Yang Maha Kuasa membuat rumah penuh dengan cinta dan jutaan kasih sayang yang sama, dimana semua mimpi dan segala impian kita akan berusaha kita wujudkan. Sebuah rumah dimana penghuninya akan selalu terus saling percaya, saling mendukung untuk tak pernah menyerah, saling menopang saat kesulitan menghadang,  hingga kelak tiba saatnya Yang Maha Baik memanggil untuk memeluk kita kembali.