Bulan suci Ramadhan kembali menghampiri.Bulan yang selalu ditunggu-tunggu kedatangannya oleh kita umat Muslim diseluruh dunia.
sudah menjadi tradisi umat muslim di suku "Jawa Tondano" menjelang Ramadhan melakukan "Pungguan",yaitu ziarah kubur,bertahlil mendoakan kerabat yang telah lebih dulu dipanggil ALLAH SWT sekaligus menjadi ajang Silaturrahim antar patuari-patuari (saudara-bhs Jaton) yang telah sekian waktu tak bersua karena telah merantau untuk mencari penghidupan didaerah lain.
Aku teringat kenangan "pungguan" 3 tahun yang lalu,satu lagi kenangan luar biasa saat masih bersama almarhum Papa.aku selalu ingat saat satu-persatu ziarah ke makam sanak keluarga,Papa akan menjelaskan satu persatu tentang makam siapa yang kami ziarahi,hubungan kekerabatan apa yang kami miliki dengan almarhum/ah yang jasadnya telah terbaring di peluk bumi.
Saat itu Papa telah selesai bertahlil dan yaasin-an,sembari menunggu Paman menyelesaikan ritual ziarah kuburnya,Papa berdiri menunggu,sambil diam memperhatikan sekelilingnya.aku sembari membersihkan rumput-rumput kecil yang tersisa di atas makam kakek,entah kenapa diam-diam memperhatikan tingkah Papa.terasa ada yang ganjil,tapi tak tahu apa.saat akan beranjak pergi Papa berkata "disini semua adalah makam saudara-saudaramu,setiap saat kalo sempat datanglah berziarah (disini samua trg p sudara-sudara p kubur,jadi kalo ngana ada waktu kapan jo datang-datang ziarah disini)".waktu itu aku hanya mengangguk meng"iya"kan.
beberapa hari kemudian Papa meminta Aku untuk melakukan sesuatu untuknya.saat itu karena ada beberapa urusan yang harus diselesaikan dan karena alasan sedang berpuasa aku menunda mengerjakan amanat yang di berikan Papa.hingga Papa menanyakannya dan membuat beliau memarahiku."kalau tidak yakin bisa mengerjakan sebuah tanggung jawab,lebih baik jangan mengiyakan !!! (kalo nd' yakin bole mo ambe tanggung jawab,jgn ba iyo !!!)".
4 hari kemudian sebuah dering dari telpon genggam-ku membawa sebuah kabar mengejutkan sekaligus duka yang mendalam kepada aku dan seluruh keluarga besar-ku,Papa telah di panggil Ilahi menghadap kehadiratNya.Innalillahi wa innailahiroji'un.Aku kehilangan seseorang yang selama ini tanpa aku sadari selalu bisa aku andalkan.
saat mengusung jenazah almarhum Papa ke tempat peristirahatan terakhirnya,aku tertegun karena liang kubur yang telah disiapkan adalah tempat Papa berdiri lama memperhatikan sekelilingnya sambil menunggu Paman menyelesaikan ritual ziarahnya.sebuah pertanda yang terlambat aku sadari.
3 tahun telah berlalu sejak saat itu,Papa,pahlawan luar biasaku meninggalkan sebuah pesan sederhana namun teramat penting untuk aku pegang untuk menjalani hidup ini.
"JANGAN MENGAMBIL TANGGUNG JAWAB KETIKA KITA TAK YAKIN BISA MENGERJAKANNYA"
"ALLAH-ku sayang titip rindu buat Papa.katakan kami semua baik-baik saja.dan aku akan tetap selalu berusaha menjaga senyuman Bunda" sebuah pinta yang ku panjatkan di akhir doaku saat ziarah kemarin