Minggu, 31 Juli 2011

TITIP RINDU BUAT PAPA (KENANGAN LUAR BIASA 2)

MARHABAN YAA RAMADHAN.....

Bulan suci Ramadhan kembali menghampiri.Bulan yang selalu ditunggu-tunggu kedatangannya oleh kita umat Muslim diseluruh dunia.

sudah menjadi tradisi umat muslim di suku "Jawa Tondano" menjelang Ramadhan melakukan "Pungguan",yaitu ziarah kubur,bertahlil  mendoakan kerabat yang telah lebih dulu dipanggil ALLAH SWT sekaligus menjadi ajang Silaturrahim antar patuari-patuari (saudara-bhs Jaton) yang telah sekian waktu tak bersua karena telah merantau untuk mencari penghidupan didaerah lain.

Aku teringat kenangan "pungguan" 3 tahun yang lalu,satu lagi kenangan luar biasa saat masih bersama almarhum Papa.aku selalu ingat saat satu-persatu ziarah ke makam sanak keluarga,Papa akan menjelaskan satu persatu tentang makam siapa yang kami ziarahi,hubungan kekerabatan apa yang kami miliki dengan almarhum/ah yang jasadnya telah terbaring di peluk bumi.

Saat itu Papa telah selesai bertahlil dan yaasin-an,sembari menunggu Paman menyelesaikan ritual ziarah kuburnya,Papa berdiri menunggu,sambil diam memperhatikan sekelilingnya.aku sembari membersihkan rumput-rumput kecil yang tersisa di atas makam kakek,entah kenapa diam-diam memperhatikan tingkah Papa.terasa ada yang ganjil,tapi tak tahu apa.saat akan beranjak pergi Papa berkata "disini semua adalah makam saudara-saudaramu,setiap saat kalo sempat datanglah berziarah (disini samua trg p sudara-sudara p kubur,jadi kalo ngana ada waktu kapan jo datang-datang ziarah disini)".waktu itu aku hanya mengangguk meng"iya"kan.

beberapa hari kemudian Papa meminta Aku untuk melakukan sesuatu untuknya.saat itu karena ada beberapa urusan yang harus diselesaikan dan karena alasan sedang berpuasa aku menunda mengerjakan amanat yang di berikan Papa.hingga Papa menanyakannya dan membuat beliau memarahiku."kalau tidak yakin bisa mengerjakan sebuah tanggung jawab,lebih baik jangan mengiyakan !!! (kalo nd' yakin bole mo ambe tanggung jawab,jgn ba iyo !!!)".

4 hari kemudian sebuah dering dari telpon genggam-ku membawa sebuah kabar mengejutkan sekaligus duka yang mendalam kepada aku dan seluruh keluarga besar-ku,Papa telah di panggil Ilahi menghadap kehadiratNya.Innalillahi wa innailahiroji'un.Aku kehilangan seseorang yang selama ini tanpa aku sadari selalu bisa aku andalkan.



saat mengusung jenazah almarhum Papa ke tempat peristirahatan terakhirnya,aku tertegun karena liang kubur yang telah disiapkan adalah tempat Papa berdiri lama memperhatikan sekelilingnya sambil menunggu Paman menyelesaikan ritual ziarahnya.sebuah pertanda yang terlambat aku sadari.

3 tahun telah berlalu sejak saat itu,Papa,pahlawan luar biasaku meninggalkan sebuah pesan sederhana namun teramat penting untuk aku pegang untuk menjalani hidup ini.

"JANGAN MENGAMBIL TANGGUNG JAWAB KETIKA KITA TAK YAKIN  BISA MENGERJAKANNYA"   

"ALLAH-ku sayang titip rindu buat Papa.katakan kami semua baik-baik saja.dan aku akan tetap selalu berusaha menjaga senyuman Bunda" sebuah pinta yang ku panjatkan di akhir doaku saat ziarah kemarin 

Selasa, 19 Juli 2011

UNTUK SEMUA YANG PERNAH MERASA KEHILANGAN

“Saat itu aku masih duduk di bangku kelas 2 sekolah dasar, saat pertama mendengar dan terlibat langsung dalam sebuah berita kematian. Nenek buyutku meninggal dunia.”

Saat itu aku belum sepenuhnya mengerti tentang kematian. Mengapa harus ada tangis? Kenapa nenek buyut tidurnya tak terganggu dengan suara-suara tangis yang membahana di sekelilingnya?

Waktu pun begitu cepat berlalu. Kematian demi kematian begitu sering menghiasi jejak langkah hidupku. Aku pun semakin mengerti apa makna dari sebuah kematian. Makna dari rasa kehilangan saat orang-orang yang begitu dekat bersinggungan dengan kehidupanku harus menghadap Yang Maha Kuasa, karena Yang maha Kuasa mencintai mereka lebih besar daripada cinta kita pada mereka. Itu yang aku yakini sampai saat ini. Sebuah pemikiran yang sangat membantuku untuk bisa selalu ikhlas melepas orang-orang yang aku kasihi berlalu dari sisiku. Meskipun sedih bukanlah sebuah rasa yang bisa aku hindari, dan air mata tentu saja tetap setia mengiringi saat sedih itu datang, walaupun hanya dalam hati.





Saat ini aku berpikir, seandainya giliranku telah tiba untuk meninggalkan duniaini. Aku ingin agar orang-orang yang aku cintai akan selalu mengenangku. Bukan dengan kenangan yang akan membuat mereka bersedih, tetapi setiap lembar kenangan yang akan membuat mereka lebih tegar, lebih ceria, lebih bahagia, lebih bersemangat menjalani hidup ini. Berbagai kenangan yang akan senantiasa memeluk, memberi kehangatan, memberi kekuatan dalam hati saat mereka bersedih. Mengingat satu-dua petuah bijak yang aku tinggalkan dan aku harapkan akan berguna untuk mereka saat menghadapi kerasnya hidup. Mengerti pada akhirnya, bahwa pada saat aku marah adalah karena aku sangat menyayangi dan begitu peduli pada mereka. Menyadari bahwa seandainya aku bisa, aku ingin selamanya menjaga, menemani dan mendampingi mereka, tapi ketika tiba saatnya aku harus pergi itu berarti bahwa aku telah sepenuhnya percaya bahwa mereka bisa menghadapi semua tantangan hidup di masa yang akan datang tanpa ragaku harus bersama mereka. Dan semoga kepergianku membuat mereka mengerti makna”Kehilangan Itu Pasti, Tapi harapan Tak boleh mati!”.

Meski ragamu tak lagi berada disini, kasih sayangmu ada kan selalu di hati
 Cintamu takkan terganti kuatkanku disini
 Meski engkau harus pergi untuk cinta abadi  -Krayon_untuk cinta Abadi-
( Kutipan lirik lagu yang ku buat untuk mengenang almarhum Papa )


Untuk semua yang pernah merasa kehilangan, Tegarlah. Orang yang kalian cintai pasti sepenuhnya ingin agar kalian menghadapi hidup ini dengan senyuman. Percayalah dan berbahagialah.