Ada
saat-saat seperti saat ini yang setia selalu menghampiri. Saat-saat ketika
bayangmu seenaknya saja datang tanpa permisi bersama jutaan rindu yang masih
saja ada tersimpan untukmu entah sampai kapan. Kisah kita telah berkembang
menjadi begitu rumitnya, menjadi tak terkendali, berputar kencang dan begitu
sulit di ikuti alurnya. Tapi mungkin juga karena sifat ke-aku-an di diri kita
berdua masing-masing yang sesungguhnya membuat segalanya jadi rumit.
Aku lebih
menyukai pendapat kedua...
Waktu yang
berjalan telah membuat kita berada di jalan yang berbeda. Atau mungkin
sesungguhnya masih berada di jalan yang sama. Mungkin juga masih berjalan
beriringan, tetapi telah ada jarak yang tercipta di antara kita. Tidak jauh,
mungkin hanya beberapa sentimeter. Hanya terhalang pembatas bernama ego,
mungkin juga gengsi.
Aku lebih
menyukai pendapat kedua.....
Ada seorang
sahabat yang bertanya tentang kita, menanyakan apakah aku telah berhenti sampai
di sini. Aku menjawabnya dengan senyuman, di balas dengan ucapannya yang memerahkan telinga “cemen amat Gan, gak
seperti biasanya”. Tetapi aku memilih untuk tidak menjawabnya. Bukan karena
menyerah, bukan karena berhenti. Tetapi saat ini aku lelah untuk bercerita pada
siapa saja tentang ini, manusia siapa saja tanpa terkecuali. Bukan karena tak
percaya, aku yakin seyakin-yakinnya sahabat yang satu ini akan selalu setia
mendukungku, bahkan pada saat dia juga tak memiliki solusi untuk masalah yang
ku hadapi.
Tapi kamu
telah meminta ku untuk menjauh dari hidupmu sebagai bukti kalau aku
menyayangimu dengan sungguh, dan aku harus menepati apa yang pernah ku ucapkan
sebagai syarat atas permintaan terakhir saat kita berkomunikasi meskipun dalam
keadaan yang canggung. Walaupun sampai saat ini aku tak tahu apakah
permintaanku kau turuti atau tidak, entah kenapa aku selalu percaya bahwa kamu
telah meluluskannya. Dan aku berterima kasih untuk itu. Meski sejak saat itu
kamu tak pernah memintaku untuk sekedar menjadi sahabat, bahkan untuk sekedar
menanyakan kabar.
mungkin ini adalah perasaanmu yang sesungguhnya saat
ini, atau bisa jadi kita berdua telah sama-sama berhasil dan terlalu mendalami
peran sesuai topeng yang kita kenakan.
Aku lebih menyukai pendapat kedua......
Mungkin juga karena
semua sifat ke-aku-an dan ego besar mu atau pun memang kamu telah membenciku.
Entahlah aku tak pernah tahu. Hanya bisa menduga-duga.
Tapi untuk kali
ini aku lebih menyukai -dan berdoa semoga- pendapat yang pertama....... J