Mungkin
banyak yang mempertanyakan, kenapa semudah itu aku memaafkan? Bahkan ketika
orang yang melakukan salah, tak pernah menyuarakan permintaan maaf.
Katanya ada
beberapa kesalahan yang tak pantas dimaafkan. Kesalahan-kesalahan yang
terlampau besar, yang diperparah sikap angkuh pelakunya.
Yaah....
katanya sih.
Tapi juga
ada juga yang bilang, bahwa setiap orang yang datang ke hidupmu, adalah
orang-orang siap memberi luka kepadamu. Dan ketika memang hal itu harus
terjadi, maka kita pasti terluka. Tetapi diri kita sendirilah yang memutuskan,
siapa yang pantas menyakiti.
Intinya sih,
seseorang tak akan bisa melukai ketika kita tak mengizinkannya. Jadi siapapun
yang datang dan meninggalkan luka untuk kita, ada sedikit kesalahan kita disitu
karena membiarkannya. Mungkin...
Tetapi
sesungguhnya bukan itu alasan untuk memaafkan. Walaupun memang aku
percaya, siapapun yang memberi maaf adalah seseorang yang sangat kuat. Dan orang
yang pertama meminta maaf, adalah pemenang yang sebenarnya.
Alasan
sesungguhnya, karena jalan hidup yang kupilih terlampaui sepi. Terlalu sunyi. Yah,
jalan hidup pengejar impian walaupun terlihat hebat dari luar, sesungguhnya
adalah jalan yang nyaris tak pernah dilewati.
Sepi yang
membunuh semangat, sering terasa di jalan ini. Sunyi yang mematikan asa pun,
bukanlah hal yang jarang terjadi. Jalan ini lebih sering terjal, berbatu tajam,
dengan kabut dan kegelapan, serta teror ketidakpastian yang selalu menghantui. jalan ini hanyalah jalan yang akan diambil oleh para pemberani. berani mengambil resiko.
Karena
itulah, akan lebih baik memiliki teman dalam perjalanan ini. Meskipun sesaat. Meski
tidak akan lama mereka menemani, itu bukanlah masalah. Meski kebanyakan memilih
pergi sebelum sampai di tujuan, tak apalah.
Karena aku
tak ingin membuat jalan yang mencekam ini, menjadi lebih sunyi daripada yang
seharusnya. Biarlah siapapun yang ingin, datang menemani. Meski sebentar dan kemudian
pergi, entah kembali atau tidak.
Karena tetap
saja aku percaya, pada akhirnya ketika sukses itu tergapai. Mereka yang ada di sampingku,
hanyalah mereka yang memang pantas berada disitu.